Sunday, August 5, 2007

belajar dari anak kecil

tiba-tiba pengen nulis aja. jam di komputer menunjukkan pukul 11 kurang 20, sudah seharusnya aku tidur karena kepalaku yang pusing sejak kemarin. tapi keinginan berbagi cerita itu terlalu tinggi, dan kurasa bukan dosa bila kupaksakan sedikit jari-jariku membakar sedikit kalori yang tersisa untuk hari ini...

pernahkah kalian bertemu seseorang yang merasa dunia berputar untuk dirinya? seseorang yang hanya bisa mengangkat topik mengenai dirinya sendiri, membuat gerakan-gerakan aneh untuk memanggil perhatian orang-orang kepadanya, diam jika topik pembicaraan tidak mengenai dirinya?

aku sekarang hidup dengan seseorang seperti itu.

tidak tahu harus kesal atau tidak, sebab orang yang kumaksudkan kali ini adalah seorang anak kecil bernama José berumur 9 tahun, yang rumahnya kutumpangi sebagai keluarga asuh terakhir. tumbuh di sebuah keluarga sebagai anak bungsu, dengan kedua kakak-kakak yang umurnya jauh di atasnya, juga dua orang tua yang cukup sibuk, rasanya José kecil kurang perhatian. dengan kedatanganku, agaknya dia merasa akan mendapatkan teman main, buktinya hari pertamaku di rumah ini dipenuhi dengan dirinya. dia memberikanku gantungan kunci plastik untuk digantung di blazer super-norak Rotary-ku, dia mengajakku jalan-jalan, mengajakku main board-game, dan lain-lainnya... tapi tentu karena perbedaan umur yang jauh, tetap saja kami tidak bisa nyambung dengan baik.

lagian, adik cowok mah aku sudah ada di indonesia... ngga nyari lagi!!

dan agaknya hari-hari ini dia jadi kurang simpatik denganku. karena aku tidak lagi menunjukkan simpati pada jogetan-jogetan anehnya untuk menarik perhatian. karena aku tidak lagi duduk di sampingnya menunjukkan perhatian dan dukungan sementara dia dengan asyiknya menarikan jari-jarinya di game-game online flash Miniclip. tadi ketika aku ingin nonton televisi, melihatku masuk ke ruang tivi ia langsung menyelonjorkan badannya di sofa, tidak memberiku tempat untuk duduk di sampingnya. remote control televisi dibawa-bawanya pergi, tidak diijinkannya aku mengganti kanal.

merenung, aku rasa aku bisa lagi belajar dari hal ini. keketusan dan arogansi anak kecil yang mau tidak mau harus kutoleransikan ini bisa kurefleksikan pada kehidupan manusiaku. seringkali aku menjadi manusia yang egois. seperti José kecil, yang memang belum mengerti apa-apa dan hanya hidup untuk dirinya, diriku seringkali hidup untuk kenyamanan dan kenikmatan pribadi saja. untuk membuka mata dan melihat lingkunganku yang membutuhkan, masih sering sulit. di sisi lain, di tangan lain, aku punya kasih Kristus yang bisa kubagikan, tapi aku masih memilih menutupnya, dan membukanya hanya di tempat yang menurutku "layak" mendapatnya. padahal, siapakah yang layak di hadapan Tuhan? kita dilayakkan olehnya karena kasih karunia.

refleksiku mungkin untuk kalian juga. jangan jadi seperti José kecil. buka tangan dan bagikan kasih, separah apapun dunia memperlakukanmu. mereka perlu kasih Tuhan.