Tuesday, July 3, 2007

Tuhan...

Tuhan,

Sekarang jam setengah dua belas malam. Tadi kuputuskan berdoa di kamar tapi kurasa tidak akan khusyuk, jadi kutuangkan hatiku di sini saja.

Aku sedang kangen sekali dengan rumah. Yah, aku tahu ini topik yang sudah keluar berulang kali, tapi tetap saja hari-hari ini kembali terangkat lagi. Aku kangen dengan Indonesia, keluargaku, gerejaku, teman-temanku, semuanya.

Setelah ngobrol sama Papa dan Mama kemarin malam, banyak hal baru terbukakan juga. Aku melihat Engkau melakukan banyak perubahan dalam hidup mereka, mereka punya tujuan hidup yang lebih jelas, dan masing-masing pelan-pelan menyadari bagiannya dalam membangun kerajaan-Mu.

Juga terkenang kembali teman-teman di Indonesia. Mereka yang kutinggalkan, mereka yang mungkin tidak akan kutemui lagi untuk empat tahun ke depan... Mereka yang kusakiti dan belum kumintai maaf. Mereka yang jatuh bangun dan tidak sempat kupapah. Tuhan, aku merasa aku harus segera kembali untuk mereka semua. Tidak kulihat orang lain yang bisa mengisi peranku di hati mereka. Tidak menyombong, tapi aku merasa aku bisa membuat perbedaan dalam hidup mereka hanya dengan sekedar tinggal di dekat mereka.

Meskipun konyol, rasanya juga aku rindu makanan Indonesia. Tadi siang aku masak mie instan, dan aku rindu dengan mie instan Indonesia, yang meskipun bahan penyusunnya nggak jelas, tapi enak. Mie di sini tidak ada rasanya, Tuhan. Untuk membuat pedas mie yang tadi siang, harus kumasukkan lima sendok sambal. Itu untuk ukuranku yang tidak kuat pedas lho. Lima sendok sambal di sini rasanya hanya asin-asin kecut saja.

Melayani-Mu di tempat ini rasanya melelahkan. Sering kali aku menemukan hal-hal baru dalam perjalananku dengan-Mu, tapi untuk membagikannya ke orang lain, kesulitanlah yang kutemukan. Bahasaku tidak maksimal, keberanianku berbicara masih Engkau pupuki, dan Tuhan, entah kenapa aku terus menerus gugup. Aku melihat mereka yang sepertinya tidak butuh Engkau. Ke gereja masuk, ke diskotik ayo juga. Masuk gereja, tapi berhubungan tidak murni dengan lawan jenis. Dan sepertinya mereka suka hal itu. Saat kuceritakan tentang kemurnian hubungan, tidak tahu apa pandangan mereka terhadapku. Tuhan, mereka tidak mau maju! Malam ini Tuhan, aku berdoa untuk orang-orang ini. Bukakan mata mereka. Tuhan, lakukan sesuatu di tanah kering ini.

Dan aku rindu Engkau. Aku pengin nyanyi di gereja dengan hati yang satu, sekali lagi. Aku ingin ngerasa Engkau ada Tuhan. Sekarang ini rasanya Engkau begitu jauh, Engkau begitu di sana, dan aku harus sendiri di sini mencari kehendak-Mu sampai lelah. Mungkinkah aku harus beristirahat di dalam Engkau?

Tuhan, aku rindu rumah. Itu lagi. Tolong aku melewati kurang dari tiga bulan terakhir ini. Aku mengasihi-Mu. Amin.